Minggu, November 16, 2025
spot_img

Top 5 EnterKal

spot_img

Related Posts

Fairid Naparin Pimpin Upacara Hari Santri Nasional 2025 di Palangka Raya

Palangka Raya | EnterKal — Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya menggelar upacara peringatan Hari Santri Nasional 2025, bertempat di halaman Kantor Wali Kota Palangka Raya, Rabu (22/10/2025).

Upacara berlangsung khidmat dengan Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin bertindak sebagai inspektur upacara. Kegiatan tersebut diikuti oleh Forkopimda, pimpinan pondok pesantren, alim ulama, tokoh masyarakat, serta ribuan santri dari berbagai pesantren di Kota Palangka Raya.

Membacakan Amanat Menteri Agama Republik Indonesia, Fairid Naparin menjelaskan bahwa penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri berakar dari tercetusnya Resolusi Jihad oleh KH. Hasyim Asy’ari, yang berisi fatwa kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Resolusi Jihad inilah yang membakar semangat dan mengobarkan api perlawanan anak bangsa. Dengan gagah berani, tanpa rasa takut, anak-anak bangsa bersatu padu melawan kolonial yang ingin kembali menjajah Indonesia,” ujar Fairid.

Fairid menyampaikan, kemerdekaan dan ketenangan yang dinikmati bangsa Indonesia saat ini merupakan nikmat besar dari Allah SWT melalui perjuangan para syuhada, ulama, dan pahlawan bangsa.

“Marilah kita ingat selalu jasa-jasa para pahlawan. Kita syukuri nikmat kemerdekaan ini dengan melakukan hal-hal baik yang membawa kemaslahatan bagi bangsa Indonesia,” tambahnya.

Wali Kota juga menegaskan bahwa peringatan Hari Santri 2025 memiliki makna istimewa, karena bertepatan dengan 10 tahun peringatan Hari Santri sejak pertama kali ditetapkan pada tahun 2015. Dalam satu dekade tersebut, peran pesantren dan santri terus berkembang dalam berbagai bidang kehidupan bangsa.

“Kita tidak boleh lupa, jauh sebelum Indonesia merdeka, pesantren telah menjadi pusat pendidikan nusantara—tempat para santri menimba ilmu agama, akhlak, dan karakter. Dari pesantrenlah lahir generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan moral,” tutur Fairid.

Menutup amanatnya, Fairid mengajak seluruh santri untuk merawat tradisi pesantren dan membawa semangatnya ke ruang publik, dunia kerja, hingga ranah internasional.

“Tunjukkan bahwa santri mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles