Palangka Raya | EnterKal — Pemerintah Kota Palangka Raya menegaskan komitmennya dalam memperkuat perlindungan anak sebagai bagian penting dari pembangunan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum, Jayani, saat membacakan sambutan di Aula Peteng Karuhei II Kantor Wali Kota Palangka Raya, selasa (4/11/2025).
Menurut Jayani, anak merupakan generasi penerus bangsa sekaligus penentu masa depan daerah dan negara.
“Mereka bukan hanya penerima manfaat pembangunan, tetapi juga subjek utama dalam proses pembangunan itu sendiri,” ujarnya.
Jayani menekankan bahwa pemenuhan hak anak dan perlindungannya harus menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Ia mengutip Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang bertujuan menjamin anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan martabat kemanusiaan.
“Pemerintah daerah memiliki peran penting bukan hanya dalam menyediakan kebijakan, tetapi juga memastikan seluruh lembaga dan masyarakat berkomitmen mewujudkan perlindungan anak yang efektif,” imbuhnya.
Berdasarkan data UPTD PPA Kota Palangka Raya, jumlah kasus kekerasan terhadap anak menunjukkan tren fluktuatif. Pada tahun 2023 tercatat 41 kasus, meningkat menjadi 78 kasus pada 2024, dan 33 kasus hingga Oktober 2025.
“Data ini menunjukkan perlunya penguatan sistem perlindungan anak secara menyeluruh,” tegas Jayani.
Ia juga menyoroti empat prinsip utama dalam perlindungan anak, yakni non-diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak untuk hidup dan berkembang, serta penghargaan terhadap pendapat anak.
“Prinsip ini harus menjadi dasar dalam setiap layanan kepada anak,” katanya.
Lebih lanjut, Pemerintah Kota Palangka Raya berkomitmen memperkuat perlindungan anak berbasis masyarakat melalui edukasi, penanganan cepat, dan pemulihan sosial yang berkeadilan. Koordinasi lintas sektor, pelaporan yang kuat, dan pelibatan masyarakat disebut sebagai kunci keberhasilan.
Jayani juga mendorong penggunaan teknologi secara bijak untuk memperkuat sistem perlindungan serta mencegah kekerasan terhadap anak.
“Kita harus terus bekerja dengan hati, berpihak pada anak, karena masa depan bangsa bergantung pada bagaimana kita memperlakukan mereka hari ini,” tutupnya lugas. (AW-Adv)





