Jakarta | EnterKal — Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin memaparkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja migran Indonesia. Hal ini disampaikan dalam pertemuannya dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Kantor KemenP2MI, Jakarta, Jumat (3/10/2025).
Menteri Mukhtarudin menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan dua mandat utama kepada KemenP2MI, yaitu melindungi pekerja migran Indonesia dan meningkatkan kompetensinya. Karena itu, pendidikan vokasi serta pelatihan bahasa asing menjadi fokus utama.
“Prioritas pertama adalah peningkatan vokasi, baik bahasa maupun keterampilan. Presiden menekankan lima bahasa penting, yakni Inggris, Mandarin, Jepang, Korea, dan Arab,” ujar Mukhtarudin.
Ia menyebut, sepanjang tahun 2025 tercatat 41.168 pekerja migran asal Jawa Barat telah ditempatkan, dengan mayoritas bekerja di sektor domestik seperti asisten rumah tangga. Negara tujuan terbanyak adalah Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, dan Jepang.
“Presiden menekankan pentingnya penempatan berkualitas, dari rekrutmen awal hingga perlindungan dan pemberdayaan pascakepulangan. Program vokasi harus diperkuat lintas kementerian dan pemerintah daerah,” tambahnya.
Untuk mendukung hal tersebut, Mukhtarudin mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat memanfaatkan Migrant Center Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sebagai pusat pelatihan bahasa dan keterampilan bagi calon pekerja migran.
“Kita sudah memiliki Migrant Center di UPI Bandung yang bisa menjadi contoh praktik baik. Ke depan, universitas lain di Jawa Barat diharapkan mengembangkan hal serupa,” jelasnya.
Menurut Mukhtarudin, langkah ini juga bertujuan menekan angka pengangguran, terutama dari lulusan SMA dan SMK. “Pengangguran terbuka paling banyak berasal dari lulusan SMA dan SMK. Pemerintah perlu meningkatkan keterampilan dan membuka peluang kerja di luar negeri sebagai solusi strategis,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menegaskan Pemprov Jawa Barat siap melatih para siswa SMA dan SMK sejak dini agar siap bekerja di luar negeri secara profesional.
“Saya menyambut baik jika ada data negara tujuan pekerja migran terampil. Anak-anak SMA dan SMK akan kami siapkan sejak kelas 3 dengan pelatihan bahasa dan mental. Mereka akan dilatih dalam barak mirip militer untuk membentuk disiplin, ketahanan jiwa, dan fisik,” ujar Dedi Mulyadi.
Ia menambahkan, pelatihan tersebut penting untuk mengubah citra pekerja migran Indonesia di dunia internasional.
“Kita ingin mengubah citra TKI yang selama ini identik dengan ART. Padahal banyak tenaga terampil Indonesia—perawat, ahli otomotif, elektro, makanan, dan farmasi—yang bisa membawa nama baik bangsa,” tegasnya.
Pertemuan antara KemenP2MI dan Pemprov Jawa Barat tersebut ditutup dengan kesepakatan memperkuat koordinasi dalam perlindungan dan peningkatan keterampilan pekerja migran Indonesia. Diharapkan, langkah ini mampu mengubah citra PMI dari pekerja domestik menjadi tenaga kerja profesional yang membanggakan bangsa.